Untuk kesekian kalinya merasa dicampakkan, tapi rasanya sulit untuk beranjak pergi dari tempat ini. Dan aku hanya seperti debu diantara lautan pasir, bukan siapa siapa bagimu. Sangupkah aku memulai untuk menghindar darimu.

Hari hari yang panjang, tahun ini sepertinya akan membutuhkan lebih banyak energi untuk meloncat, membuat sesuatu yang baru dalam hidup, mengesampingkan fakta bahwa semakin tahun umur bertambah pula. Sebenarnya banyak rencana yang ingin dilakukan bulan bulan ini. Karna aku merasa pemalas dan dalam batasan waktu aku akan lelah dan merasa bosan, lalu meloncat lagi, sampai benar benar lelah dan akan begitu terus selama saya muda, makanya tidak jarang aku mengeluhkan hal yang sama. Sampai pada jalan keluar dari teman "menikah saja" hehehe.. sepertinya penyelesaian yang akan menyenangkan banyak pihak kan? tapi nantilah saya pikirkan itu. Tak sabar untuk segera liburan dan mengukur jalan, jalan-jalan jauh. jauh. yang jauh

" jika kebosanan akan hari hari dan rutinitas telah berlangsung, melakukan kesenangan kesenangan bisa menenggelamkan jenuh. yang mungkin tidak berlangsung lama "

jangan ditanya lagi, brapa hari dalam seminggu aku merasa jenuh. Aku benar benar butuh suatu letupan, kejutan atau apalah namanya yang bisa membuat hidup aku lebih berwarna. Tapi justru kejutan kejutan yang datang saat ini membuat aku makin terjerumus. Dari rasa yang gak seharusnya ada, sampai perasaan bersalah karna telah membiarkan rasa itu tumbuh makin besar.

Seharusnya tidak kusalahkan semua padamu, pada keberadaanmu. karna rasa tidak pernah salah, lalu pada siapa kukeluhkan, untuk posesif yang mengatas namakan rasa?

Eloooww. Dah lama gak nonggol
Banyak kejadian yang menyedihkan dan menyenenangkan terjadi, biarlah yang lalu kusimpan sendiri dulu hee

Ada beberapa hal yang belakangan ini semakin membuatku resah, kesendirian yang sudah biasa aku jalani mulai terusik. Kayakinan bahwa aku masih terlalu muda terbentur realita, tidak bisa dipungkiri umur ini semakin bertambah seiring waktu, tapi sedikitpun aku tidak merasa, sungguh, aku masih gemar bermain, keluyuran kesana kemari saperti layaknya anak umur belasan tahun. Tidak banyak yang berubah, masih seperti itu itu saja, kecuali berkurangnya waktu bermainku 8 jam, yang aku habiskan dikantor ini dan tanggung jawabku pada diri sendiri yang hidup dikota tanpa orang tua yang membuat aku sedikit berfikir lebih dewasa

Dilain tempat aku dikelilingi kerabat yang masih peduli, hanya saja peringatan dari mereka membuat aku semakin tersadar akan realita waktu yang semakin menyempit. Selalu dijejali pertanyaan pertanyaan kapan menikah, hiduplah yang mapan, menabung untuk hari tua dan lain-lain. Aku tidak sedikipun ingin menyangkalnya, karna memang begitulah fakta sebagian besar masyarakat ini. Tapi sesungguhnya bukan komitmen yang aku takutkan, melainkan ikatan yang mengekang pergerakan dan kebebasan yang slama ini aku nikmati.